Tuesday, October 4, 2011

Kereta-kereta Tercepat di Dunia

Sebagai moda transportasi kereta-kereta supercepat ini punya banyak kelebihan. Daya angkutnya yang besar dan yang paling penting dengan kenyamanan yang sama, polusi yang dihasilkan bisa sepersepuluh lebih kecil dibanding dengan pesawat terbang. Kereta-kereta ini diantaranya masih menggunakan roda-roda konvensional tetapi dengan mesin yang canggih dan yang terbaru menggunakan teknologi superconducting magnetic levitation (maglev train) yang melayang di atas rel.

Kereta Cepat Jepang

Tokaido Shinkansen – Jepang
Jepang mengejutkan dunia dengan meluncurkan kereta cepatnya Shinkansen (kereta peluru) pada tahun 1964 untuk melayani rute Tokyo-Nagoya-Kyoto-Osaka, dan kecepatannya "hanya" berkisar 201 km/jam (di tahun itu udah yang paling kenceng).

Kereta WIN 350 Eksperimental:

JR E3

JR E4

Tiap jalur memiliki nama-nama sendiri (Tokaido, Tohoku, dll), dan tiap jenis keretanya diidentifikasi dengan sebuah julukan (Nozomi, Hikari, dll). Hampir 40 tahun sejak diluncurkan pertama kali, Shinkansen sudah mengangkut 6 miliar penumpang tanpa ada kecelakaan berarti. Rute Shinkansen juga memiliki frekuensi yang sangat tinggi, seperti rute Tokyo dan Shin-Osaka yang bisa dilewati enam kereta per-jamnya (bukan per-hari!).

JR 300

"Hikari" berarti "cahaya", merupakan layanan Shinkansen pertama pada rute Tokaido/Sanyo. Semenjak munculnya kereta Nozomi, saat ini menyediakan layananmid-level dengan beberapa pemberhentian tambahan, tetapi tetap dengan kecepatan tinggi. Kereta Hikari menghubungkan Tokyo dan Osaka dalam waktu kira-kira 3 jam. Penampilannya lebih bernuansa jet supersonik ketimbang kereta, dengan desainnya yang futuristis dan kenyamanan luar biasa.



Variasi JR 500

Berarti "harapan", kereta-kereta Nozomi hanya membutuhkan waktu 2,5 jam untuk menempuh jarak Tokyo-Osaka, dan 5 jam hingga ke seluruh tujuan di ujung paling selatan kepulauan di Hakata (Fukuoka). Jalur-jalur kereta di Jepang ini mendukung secara komersial mobilisasi penduduknya yang padat di daerah-daerah ini, meski untuk menjalankannya tiap kereta butuh biaya hingga $40 juta.



JR 800 Seri Terbaru


Khusus "Storm Troopers":


JR-Maglev MLX01

Kereta ini termasuk jenis kereta superconducting magnetic levitation - maglev(melayang di atas rel secara magnetis) dan dalam uji cobanya sanggup mencapai kecepatan 581 km/jam dan sejauh ini belum digunakan secara komersial. China maju selangkah dengan lebh dulu mengoperasikan kereta jenis maglev ini pada tahun 2004.

Kereta Cepat Perancis
Train a Grande Vitesse (TGV) – Perancis
Diresmikan pada awal tahun 80-an, TGV melayani rute Lyon dan Paris, setelah suksesnya rutenya kemudian ditambah ke kota lain di Perancis bahkan ke negara lainnya. Kereta ini dibangun oleh Alstrom SA - perusahaan pembuat kereta terbesar kedua di dunia. Kereta generasi barunya TGV V-150 memecahkan rekor kecepatan untuk kereta beroda konvensional pada kecepatan 515 km/jam. Kereta ini menggunakan supercharged engine dan meiliki roda kereta yang besar. Rekor barunya saat ini mencapai 574,8 km/jam (lihat di sini).


Kereta Cepat Jerman
InterCity Express (ICE)

Di awal tahun 90-an Jerman meresmikan kereta cepatnya untuk melayani rute Hannover, Wurzburg, Mannheim, dan Stuttgart. Kereta ini dibangun oleh Siemens dan mencapai kecepatan 280 km/jam.

Transrapid

Jerman juga membangun sendiri kereta maglev-nya Transrapid yang mampu mencapai kecepatan 550 km/jam tapi sayangnya pernah mengalami kecelakaan pada September 2006 di dekat kota Lathen dan menewaskan 23 penumpangnya.

Kereta Maglev Shanghai – China

Dibangun dengan teknologi Jerman, kereta ini mampu mencapai kecepatan hingga 430 km/jam dan sanggup membawa penumpangnya dari bandara internasional Pudong menuju Longyang Road Station di pusat kota hanya dalam waktu 8 menit.

Korean Train Express (KTX) – Korea Selatan

Tahun 2004 Korsel menjadi negara kedua di Asia disamping Jepang yang membangun jalur kereta cepat yang menghubungkan beberapa kota utamanya. Teknologi KTX mengadopsi teknologi TGV (kereta cepat asal Perancis).

Taiwan High Speed Rail – Taiwan

Setelah beberapa tahun penundaan, akhirnya Taiwan High Speed Rail diresmikan penggunaannya pada tanggal 5 Januari 2008. Kereta cepat ini dibangun dengan basis teknologi Jepang Shinkansen dan memendekkan waktu tempuh dari Taipei menuju Kaoshiung menjadi 90 menit dari sebelumnya yang 4 jam.

Kereta Cepat Italia
Direttissima

Itali resmi meluncurkan kereta cepatnya untuk rute Roma dan Florensia dengan kecepatan 254 km/jam.

Eurostar – Inggris Raya

Kereta cepat ini dioprasikan tahun 1994 dan melayani rute dari London ke Perancis dan Belgia (melalui terowongan bawah laut). Dari London ke Paris menggunakan kereta ini memakan waktu 2 jam 35 menit. Kecepatannya saat ini mencapai 300 km/jam.

sumber: http://aneh-tapi-nyata.blogspot.com/2010/01/kereta-kereta-tercepat-di-dunia.html


Sejarah & Proses Pembuatan Kiswah (Kain Penutup Ka'bah)


Pada ka'bah kita sering melihat adanya Kiswah (kain/selimut hitam penutup ka’bah). Tujuan dari pemasangan kain itu adalah untuk melindungi dinding ka’bah dari kotoran, debu, serta panas yang dapat membuatnya menjadi rusak. Selain itu kiswah juga berfungsi sebagai hiasan ka’bah.

Menurut sejarah, Kabah sudah diberi kiswah sejak zaman Nabi Ismail AS, putra Nabi Ibrahim AS. Namun tidak ada catatan yang mengisahkan kiswah pada zaman Nabi Ismail terbuat dari apa dan berwarna apa. Baru pada masa kepemimpinan Raja Himyar Asad Abu Bakr dari Yaman, disebutkan kiswah yang melindungi Ka’bah terbuat dari kain tenun.

http://winsanews.files.wordpress.com/2008/11/saudi-arabia-mecca-ka-bah-11.jpg

Kebijakan Raja Himyar untuk memasang kiswah sesuai tradisi Arab yang berkembang sejak zaman Ismail as diikuti oleh para penerusnya. Pada masa Qusay ibnu Kilab, salah seorang leluhur Nabi Muhammad yang terkemuka, pemasangan kiswah pada Kabah menjadi tanggung jawab masyarakat Arab dari suku Quraisy.

Nabi Muhammad SAW sendiri juga pernah memerintahkan pembuatan kiswah dari kain yang berasal dari Yaman. Sedangkan empat khalifah penerus Nabi Muhammad yang termasuk dalam Khulafa al-Rasyidin memerintahkan pembuatan kiswah dari kain benang kapas.

Sementara itu, pada era Kekhalifahan Abbassiyah, Khalifah ke-4 al-Mahdi memerintahkan supaya kiswah dibuat dari kain sutra Khuz. Pada masa pemerintahannya, kiswah didatangkan dari Mesir dan Yaman.

Menurut catatan sejarah, kiswah tidak selalu berwarna hitam pekat seperti saat ini. Kiswah pertama yang dibuat dari kain tenun dari Yaman justru berwarna merah dan berlajur-lajur. Sedangkan pada masa Khalifah Mamun ar-Rasyid, kiswah dibuat dengan warna dasar putih. Kiswah juga pernah dibuat berwarna hijau atas perintah Khalifah An-Nasir dari Bani Abbasiyah (sekitar abad 16 M) dan kiswah juga pernah dibuat berwarna kuning berdasarkan perintah Muhammad ibnu Sabaktakin.

Penggantian kiswah yang berwarna-warni dari tahun ke tahun, rupanya mengusik benak Kalifah al-Mamun dari Dinasti Abbasiyah, hingga akhirnya diputuskan bahwa sebaiknya warna kiswah itu tetap dari waktu ke waktu yaitu hitam. Hingga saat ini, meskipun kiswah diganti setiap tahun, tetapi warnanya selalu hitam.

Pada era keemasan Islam , tanggung jawab pembuatan maupun pengadaan kiswah selalu dipikul oleh setiap khalifah yang sedang berkuasa di Hijaz, Arab Saudi pada setiap masanya. Meskipun kiswah selalu menjadi tanggung jawab para khalifah, beberapa raja di luar tanah Hijaz pernah menghadiahkan kiswah kepada pemerintah Hijaz.

Dulu, kiswah yang terbuat dari sutera hitam pernah didatangkan dari Mesir yang biayanya diambil dari kas Kerajaan Mesir. Tradisi pengiriman kiswah dari Mesir ini dimulai pada zaman Sultan Sulaiman yang memerintah mesir pada sekitar tahun 950-an H sampai masa pemerintahan Muhammad Ali Pasya sekitar akhir tahun 1920-an.

http://akhmadguntar.com/wp-content/uploads/2008/umroh2008/ka%27bah-tanpa-kiswah.jpg
Ka'bah tanpa kiswah

Setiap tahun, kiswah-kiswah indah yang dibuat di Mesir itu diantar ke Makkah melewati jalan darat menggunakan tandu indah yang disebut mahmal. Kiswah beserta hadiah-hadiah lain di dalam mahmal datang bersamaan dengan rombongan haji dari Mesir yang dikepalai oleh seorang amirul hajj.

Amirul hajj itu ditunjuk secara resmi oleh pemerintah Kerajaan Mesir. Dari Mesir, setelah upacara serah terima, mahmal yang dikawal tentara Mesir berangkat ke terusan Suez dengan kapal khusus hingga ke pelabuhan Jeddah. Setibanya di Hijaz, mahmal tersebut diarak dengan upacara sangat meriah menuju ke Mekkah.

Pengiriman kiswah dari Mesir pernah terlambat hingga awal bulan Dzulhijjah. Hal itu terjadi beberapa waktu setelah meletusnya Perang Dunia I. Keterlambatan pengiriman kiswah terjadi akibat suasana yang tidak aman dan kondusif akibat Perang Dunia I.

Melihat situasi yang kurang baik pada saat itu, Raja Ibnu Saud (pendiri Kerajaan Arab Saudi) mengambil keputusan untuk segera membuat kiswah sendiri mengingat pada tanggal 10 Dzulhijjah, kiswah lama harus diganti dengan kiswah yang baru. Usaha tersebut berhasil dengan pendirian perusahaan tenun yang terdapat di Kampung Jiyad, Mekkah.

Setelah Perang Dunia I berakhir, Raja Farouq I dari Mesir kembali mengirimkan kiswah ke tanah Hijaz. Namun melihat berbagai kondisi pada saat itu, pemerintah Kerajaan Arab Saudi dibawah Raja Abdul Aziz Bin Saud memutuskan untuk membuat pabrik kiswah sendiri pada 1931 di Makkah. Hingga akhirnya kiswah dibuat di Arab Saudi hingga saat ini.

Kain kiswah memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri. Pintalan-pintalan benang berwarna emas maupun perak bersatu padu merangkai goresan kalam Ilahi. kiswah menjadi sangat berharga, bukan hanya karena firman-firman Allah SWT yang suci yang dipintal pada kiswah, tetapi juga karena keindahan dan eksotisme pintalan benang berwarna emas dan perak pada permukaannya.

Perpaduan warna emas dan perak pada kaligrafi yang menghiasi kiswah tersebut memiliki nilai seni yang luar biasa. Sebab pembuatannya membutuhkan skill dan bakat yang luar biasa karena tidak semua orang mampu membuat seni seindah itu. Kiswah merupakan simbol kekuatan, kesederhanaan, juga keagungan.

PROSES PEMBUATAN KISWAH

Kiswah pertama kali dibuat dibuat oleh seorang pengrajin bernama Adnan bin Ad dengan bahan baku kulit unta. Namun dalam perkembangannya, kiswah dibuat dari kain sutera. Untuk membuat sebuah kiswah memerlukan 670 kg bahan sutera atau sekitar 600 meter persegi kain sutera yang terdiri dari 47 potong kain. Masing-masing potongan tersebut berukuran panjang 14 meter dan lebar 95 cm.

Ukuran itu sudah disesuaikan untuk menutupi bidang kubus Kabah pada keempat sisinya. Sedangkan untuk hiasan berupa pintalan emas diperlukan 120 kg emas dan beberapa puluh kg perak.

http://www.emel.com/images/makingofkiswah_emel.jpg

Sejak 1931, kiswah untuk menutupi Kabah diproduksi di sebuah pabrik yang terletak di pinggir kota Mekkah, Arab Saudi. Dalam pabrik tersebut, pembuatan kiswah dilakukan secara modern dengan menggunakan mesin tenun modern. Di pabrik kiswah yang areanya seluas 10 hektare itu dipekerjakan sekitar 240 perajin kiswah.

Dalam pabrik tersebut, kiswah dibuat secara massal. Di sanalah semuanya disiapkan dari perencanaan, pembuatan gambar prototipe kaligrafi, pencucian benang sutera, perajutan kain dasar, pembuatan benang dari berkilo-kilo emas murni dan perak hingga pada pemintalan kaligrafi dari benang emas maupun perak, lalu penjahitan akhir.

Meskipun kiswah tampak hitam jika dilihat dari luar, namun ternyata bagian dalam kiswah itu berwarna putih. Salah satu kalimat yang tertera dalam pintalan emas kiswah adalah kalimah syahadat, Allah Jalla Jalallah, La Ilaha Illallah, dan Muhammad Rasulullah . Surat Ali Imran: 96, Al-Baqarah :144, surat Al-fatihah, surat Al-Ikhlash terpintal indah dalam benang emas untuk menghiasi kiswah.

Kaligrafi yang digunakan untuk menghias kiswah terdiri dari ayat-ayat yang berhubungan dengan haji dan Kabah juga asma-asma Allah yang dimuliakan. Hiasan kaligrafi yang terbuat dari emas dan perak tampak berkilau indah saat terkena cahaya matahari.

Karena menggunakan bahan baku dari benda-benda yang sangat berharga seperti sutera, emas, maupun perak, harga kiswah ini menjadi sangat mahal sekitar Rp 50 miliar.

Sehingga setiap tahun Jawatan Wakaf Kerajaan Arab Saudi harus menyediakan dana sekitar Rp 50 miliar untuk pembuatan kiswah. Menurut sejarah, tradisi penggantian kiswah yang dilakukan setiap tahunnya sudah ada sejak masa Khalifah Al-Mahdi yang merupakan penguasa Dinasti Abbasiyah ke-IV.

Tradisi tersebut bermula ketika, Khalifah al-Mahdi naik haji kemudian penjaga Kabah melapor kepadanya tentang kiswah yang pada saat itu sudah mulai rapuh dan dikhawatirkan akan jatuh. Mendengar laporan yang memprihatinkan itu, Al-Mahdi memerintahkan agar setiap tahun kiswah diganti.

Sejak saat itu, kiswah untuk Ka’bah selalu diganti setiap tahun pada musim haji dan menjadi sebuah tradisi yang harus selalu dijalankan. Dengan demikian tidak ada lagi kiswah yang kondisinya memprihatinkan.

Pasalnya, setiap kiswah hanya memiliki masa pakai Ka’bah selama satu tahun. Bahkan, kiswah bekas dipakai Ka’bah ada yang dipotong-potong kemudian potongan tersebut dijual sebagai penghias rumah maupun kantor.

source: http://www.apakabardunia.com/post/tahukah-kamu/sejarah-dan-proses-pembuatan-kiswah-kain-penutup-kabah